Resiko Kesalahan dalam Penggunaan Media Bimbingan dan Konseling


RESIKO-RESIKO YANG TERJADI DARI KESALAHAN PENGGUNAAN TEKNIK MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING


Penisa Bunga Zahara

Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Kerinci


Kesalahan dalam penggunaan Teknik media bimbingan dan konseling (BK) dapat mengakibatkan beberapa resiko, antara lain:

1.     Interaksi terhambat

Penggunaan media yang tidak sesuai bisa menghambat interaksi antara konselor dan konseli. Ini karena ada beberapa alasan yaitu:

a)     Kompeksitas media: Jika media yang digunakan terlalu kompleks, maka konseli mungkin kesulitan memahaminya. Contohnya, menggunakan aplikasi teknologi canggih yang belum familiar kepada banyak orang dapat membuat mereka bingung tentang bagaimana cara menggunakannya.

b)    Relevansi konten: Jika isi kontennya tidak relevan dengan kebutuhan konseli, maka informasi penting tidak akan disampaikan dengan efektif. Misalkan menggunakan video tutorial yang sangat detail namun tidak spesifik pada masalah yang sedang dialami konseli.

Hal ini dapat menyebabkan misinterpretasi dan mengganggu proses konseling secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemilihan media harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu jalannya proses konseling.

2.     Kebocoran data

Dalam konteks konseling online, penggunaan media digital seperti zoom, skype atau platform lainnya meningkatkan resiko kebocoran data. Informasi konseli yang sensitif bisa terekspos tanpa sepengetahuan pihak terkait yang berpotensi merusak privasi dan kepercayaan.

Contoh kasus nyatanya adalah ketika sistem keamanan jaringan tidak cukup kuat sehingga hacker dapat mengakses percakapan rahasia antara konselor dan konseli. Hal ini bukan hanya melanggar etiket professional tetapi juga membahayakan reputasi institusi pendidikan atau lembaga penyedia layanan konseling tersebut.

Oleh karena tu, penting untuk selalu memastikan bahwa semua transmisi data yang berkaitan dengan konseling aman dan terenkripsi guna menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh konseli.

3.     Penggunaan media yang tidak efektif

Media yang dipilih tanpa pertimbangan matang dapat menyebabkan kebingungan dan frustrasi bagi konseli. Jika media tidak sesuai dengan kemampuan konseli atau metode layanan yang digunakan, maka tujuan dari bimbingan dan konseling tidak akan tercapai.

Misalkan menggunakan gambar statis sebagai sarana utama pembelajaran sementara konseli memiliki preferensi belajar yang lebih dinamik seeperti animasi interaktif. Hal ini dapat membuat konseli kurang tertarik dan enggan untuk terlibat aktif dalam proses belajarnya.

Selain itu, penggunaan media yang salah juga bisa menghabiskan waktu dan sumber daya yang tidak optimal. Sebagai contoh, jika konselor menggunakan perangkat lunak yang memerlukan komputer yang berkecepatan tinggi tapi ternyata tidak ada di tempat, maka proses konseling akan terganggu sehingga akhirnya proses ini akan dibatalkan.

 

REFERENSI:

Sunawan. (2019). Materi bidang layanan bimbingan dan konseling kementerian pendidikan dan kebudayaan

Kushendar, lacksana. I, dkk. (2019). Development goals 2030: Teknologi mudah guna dalam bimbingan dan konseling

Himmatun’aliyah. V, Budiman. N, dkk. (2024). Masalah etika privasi digital: Kebocoran informasi konseli dalam setting konseling komunitas

 

 

 

Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

Lebih baru Lebih lama