KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK KONSELOR BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Kerinci
Pengertian komunikasi interpersonal
Komunikasi
interpersonal adalah proses pertukaran informasi, ide, perasaan, dan makna
antara dua orang atau lebih melalui pesan verbal dan nonverbal. Dalam konteks
konseling pendidikan Islam, komunikasi interpersonal tidak hanya berfungsi
untuk menyampaikan informasi tetapi juga untuk membangun hubungan empatik,
memahami permasalahan siswa, dan memberikan bimbingan sesuai dengan nilai-nilai
Islam.
Prinsip-Prinsip Dasar Komunikasi
Interpersonal dalam Konseling Pendidikan Islam
1. Kehikmatan (Hikmah):
Menggunakan
kata-kata yang bijak, tidak menyakiti, dan penuh kasih sayang. Dalam QS.
An-Nahl: 125, Allah berfirman:"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan nasihat yang baik..."
2. Empati:
Menempatkan
diri pada posisi klien untuk memahami perasaan dan pikirannya tanpa menghakimi.
Rasulullah SAW selalu mendengarkan dengan penuh perhatian saat berbicara dengan
sahabatnya.
3. Kejujuran (As-Sidq):
Konselor
harus jujur dalam menyampaikan pendapat dan informasi, serta tidak berbohong
untuk mengambil hati klien.
4. Kerahasiaan (Amanah):
Menjaga
kerahasiaan informasi klien merupakan bentuk amanah dan tanggung jawab moral.
5. Sabar dan Ikhlas:
Sabar dalam
menghadapi berbagai karakter klien dan ikhlas dalam memberikan bantuan tanpa
pamrih.
Teknik-Teknik Komunikasi
Interpersonal untuk Konselor
1. Teknik Mendengarkan Aktif (Active
Listening):
Fokus pada
pembicaraan klien. Menggunakan kontak mata dan ekspresi wajah yang empatik. Mengulang
kembali inti pesan klien untuk memastikan pemahaman.
2. Teknik Bertanya (Questioning):
Pertanyaan
terbuka: "Bagaimana perasaan Anda tentang situasi ini?"
Pertanyaan
tertutup: "Apakah Anda merasa lebih tenang setelah berdoa?"
3. Teknik Parafrase:
Mengulangi
pesan klien dengan kata-kata sendiri untuk memastikan pemahaman.
Contoh: "Jadi, Anda merasa bahwa
orang tua Anda kurang memahami keinginan Anda untuk melanjutkan kuliah?"
4. Teknik Klarifikasi:
Meminta
penjelasan lebih lanjut untuk menghindari kesalahpahaman. Contoh: "Bisa
Anda jelaskan lebih rinci apa yang Anda maksud dengan 'merasa tertekan'?"
5. Teknik Menghadirkan Empati:
Menggunakan bahasa tubuh, nada suara,
dan kata-kata yang menunjukkan perhatiapenuh.
Misalnya, "Saya bisa merasakan
betapa berat beban yang Anda rasakan saat ini."
Hambatan dalam Komunikasi
Interpersonal bagi Konselor
1. Hambatan Bahasa:
Penggunaan
istilah yang terlalu formal atau bahasa asing yang sulit dipahami klien.
2. Hambatan Emosional:
Klien yang sedang marah, sedih, atau cemas dapat
menghambat proses komunikasi.
3. Hambatan Perseptual:
Stereotip
atau prasangka terhadap klien dapat mengganggu objektivitas konselor.
4. Hambatan Fisik:
Gangguan
lingkungan seperti suara bising, ruangan yang tidak kondusif, atau jarak fisik
yang terlalu jauh.
5. Hambatan Budaya:
Perbedaan
latar belakang budaya dapat menyebabkan kesalahpahaman.
Implementasi Komunikasi Interpersonal
dalam Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
Menggunakan
ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis untuk memberikan nasihat dan motivasi kepada
klien.
Membangun Rasa Percaya (Trust Building):
Menjaga
amanah dan kerahasiaan klien sebagai bentuk implementasi dari nilai-nilai
Islam.
Pendekatan Empatik dan
Non-Direktif:
Konselor
tidak mendikte solusi tetapi mendampingi klien untuk menemukan solusi yang
sesuai dengan ajaran Islam.
Penguatan Positif (Positive
Reinforcement):
Memberikan
apresiasi atas usaha klien dalam memperbaiki diri dan memperkuat perilaku
positif sesuai dengan ajaran Islam.
Kesimpulan
Komunikasi interpersonal merupakan keterampilan esensial bagi konselor bimbingan dan konseling pendidikan Islam. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Islami seperti hikmah, empati, dan kejujuran, konselor dapat menciptakan suasana konseling yang kondusif, mendukung proses penyelesaian masalah klien, dan menjaga amanah dalam berkomunikasi. Teknik-teknik seperti mendengarkan aktif, bertanya efektif, dan memberikan umpan balik dapat memperkaya keterampilan komunikasi konselor, sehingga lebih efektif dalam membantu klien menemukan solusi yang tepat sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Daftar Pustaka
Al-Ghazali. (2004). Ihya Ulumuddin: Rahasia Hati dan Akhlak Terpuji.
Terjemahan oleh MSyamsuri. Jakarta: Pustaka Amani.
Arifin, Z. (2018) Komunikasi
Islami: Teori dan Praktik dalam Konseling Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mulyana, D. (2019) Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Yusuf, M. (2021). Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam: Pendekatan Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.