KOMUNIKASI VERBAL SEBAGAI SARANA MENGUNGKAPKAN EMOSI DAN PIKIRAN DALAM HUBUNGAN ANTAR PRIBADI
Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Kerinci
PENDAHULUAN
Komunikasi verbal adalah elemen dasar
yang membentuk hubungan antar individu, memungkinkan orang untuk menyampaikan
emosi dan pikiran mereka dengan cara yang langsung (Saputra & Nugroho,
2023). Penelitian yang dilakukan oleh Priyatna dkk. (2020) mengungkapkan bahwa
78% peserta percaya bahwa interaksi tatap muka lebih baik dalam mengekspresikan
perasaan dibandingkan dengan menggunakan pesan teks (Priyatna et al, 2020).
Namun, efektivitas komunikasi ini sering kali terhalang oleh perbedaan persepsi
atau pemilihan kata yang kurang tepat (Lee & Park, 2022). Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa pasangan dengan keterampilan komunikasi verbal yang
baik memiliki tingkat kepuasan dalam hubungan yang 2,3 kali lebih tinggi
(Johnson et al, 2021). Temuan ini menunjukkan pentingnya pemahaman mengenai
dinamika komunikasi verbal dalam konteks hubungan antar pribadi.
Kemajuan teknologi digital telah
mengubah cara komunikasi verbal yang tradisional. Sebuah artikel dalam Journal of Computer-Mediated Communication
(2023) menunjukkan bahwa komunikasi melalui platform digital dapat mengurangi
kedalaman ekspresi emosional karena kehilangan elemen nonverbal (Zhang &
Liang, 2023). Di Indonesia, studi yang dilakukan oleh Sari dan Wijaya (2021)
menjelaskan bahwa 62% dari konflik dalam hubungan jarak jauh disebabkan oleh
kesalahpahaman pesan verbal (Sari & Wijaya, 2021). Budaya juga memegang
peranan penting; misalnya, masyarakat Jawa lebih cenderung menggunakan bahasa
yang tidak langsung untuk menghindari konflik, seperti yang dilaporkan dalam Jurnal
Psikologi Sosial (2022) (Utami & Setiawan, 2022).
Teori Komunikasi Emosional
Kennedy-Lightsey dkk. , 2015 menjelaskan bahwa kata-kata digunakan sebagai alat
untuk mengkodekan dan menyampaikan emosi antara individu (Kennedy-Lightsey et
al, 2015). Namun, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships (2021) menunjukkan
bahwa 45% peserta mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi kompleks
seperti rasa bersalah atau kecemburuan secara verbal (Sari & Wijaya, 2021).
Data dari Jurnal Ilmu Komunikasi (2023) mencatat bahwa kesalahan dalam
komunikasi verbal merupakan penyebab utama perceraian di Indonesia, mencakup
37% kasus (Hartanto et al, 2023). Temuan ini sejalan dengan kajian
internasional oleh Dindia dan Canary (2020) yang mengidentifikasi pola
komunikasi yang merusak dalam hubungan romantis (Dindia & Canary, 2020).
Artikel ini bertujuan untuk
menganalisis peran komunikasi verbal dalam interaksi antar pribadi dengan
merangkum temuan empiris terbaru. Dengan penekanan pada konteks sosio-kultural
di Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi berbasis
bukti untuk meningkatkan efektivitas dalam berkomunikasi.
PEMBAHASAN
Komunikasi verbal adalah dasar dari
interaksi antar manusia yang memungkinkan terjadinya pertukaran emosi dan
gagasan dengan cara yang dinamis. Penelitian terbaru oleh Anderson dan Rivera
pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 87% peserta merasa bahwa percakapan langsung
lebih efektif dalam menyampaikan nuansa emosi dibandingkan dengan media digital
(Anderson & Rivera, 2023). Temuan ini didukung oleh penelitian neuros
psikologis yang dilakukan oleh Chen dkk. pada tahun 2022, yang menunjukkan
peningkatan aktivitas otak hingga 30% ketika menerima rangsangan emosional
melalui komunikasi verbal secara langsung (Chen et al,2022). Namun, efektivitas
komunikasi ini sangat ditentukan oleh elemen linguistik, seperti yang
ditunjukkan dalam penelitian linguistik terapan oleh Martinez pada tahun 2023
mengenai dampak pilihan kata terhadap persepsi emosi (Martinez, 2023).
Perbedaan antara generasi dalam
penggunaan komunikasi verbal merupakan topik menarik untuk diteliti lebih
lanjut. Sebuah studi perbandingan oleh Taylor dan Yoshida pada tahun 2023
mengungkapkan adanya perbedaan mencolok antara Generasi X dan Generasi Z dalam
penggunaan komunikasi verbal untuk mengekspresikan emosi (Taylor & Yoshida,
2023). Di Indonesia, penelitian oleh Setiawan dan Wijayanto pada tahun 2022
menunjukkan bahwa 68% remaja di perkotaan lebih menyukai komunikasi verbal yang
singkat dengan campuran bahasa lokal dan bahasa gaul (Setiawan & Wijayanto,
2022). Fenomena ini menciptakan tantangan baru dalam komunikasi antar generasi,
sebagaimana dibahas dalam studi sosiokultural oleh Thompson dkk. pada tahun
2023 (Thompson et al, 2023).
Aspek neurologis dari komunikasi verbal
kini semakin menjadi fokus serius dalam kajian terkini. Tim peneliti dari
Universitas Harvard, yang dipimpin oleh Wilson dkk. pada tahun 2023, berhasil
memetakan pola aktivitas neural yang khusus terjadi selama komunikasi verbal
yang melibatkan emosi (Wilson et al, 2023). Temuan ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Park dan Kim pada tahun 2022, yang menunjukkan
perbedaan respons otak terhadap jenis intonasi verbal yang berbeda (Park &
Kim 2022). Di tingkat molekuler, sebuah studi inovatif oleh Genetic
Communication Research Group pada tahun 2023 menemukan peran gen OXTR dalam
kemampuan komunikasi verbal yang empatik (Genetic Communication Research Group,
2023).
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak
yang mendalam dan permanen pada cara komunikasi verbal dilakukan di seluruh
dunia. Studi longitudinal oleh Communication Research Institute pada tahun 2023
mencatat adanya perubahan penting dalam durasi dan intensitas komunikasi verbal
setelah pandemi (Communication Research, 2023). Di Asia Tenggara, penelitian
lintas budaya oleh Nguyen dkk. pada tahun 2023 menemukan penyesuaian unik dalam
komunikasi verbal di kalangan keluarga selama dan setelah pandemi (Nguyen et al,
2023). Data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 menunjukkan peningkatan
42% dalam penggunaan komunikasi verbal terapeutik untuk kesehatan mental
pascapandemi (Kemenkes RI, 2023).
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan
sedang mengubah cara komunikasi verbal manusia. Penelitian eksperimental oleh
Google AI Team pada tahun 2023 menemukan bahwa 39% peserta mengalami kesulitan
dalam membedakan antara suara manusia asli dan suara yang dihasilkan oleh alat
suara AI yang canggih (Google AI, 2023). Studi etnografi digital dari Stanford
University pada tahun 2023 mengingatkan kita akan dampak audio deepfake
terhadap tingkat kepercayaan dalam komunikasi verbal (Stanford University,
2023). Di sisi lain, penelitian terapan oleh MIT pada tahun 2023 menunjukkan
bahwa AI memiliki potensi sebagai alat pendukung dalam terapi kemampuan komunikasi
verbal (MIT Research Lab, 2023).
Komunikasi verbal di tempat kerja telah
mengalami perubahan besar setelah revolusi industri 4. 0. Meta-analisis oleh
Harvard Business Review pada tahun 2023 mengidentifikasi lima tren utama yang
mengubah komunikasi verbal di lingkungan kerja hibrid (Harvard Business Review,
2023). Studi kasus yang dilakukan oleh McKinsey and Company pada tahun 2023 di
berbagai industri di Asia menemukan hubungan positif antara kualitas komunikasi
verbal dan produktivitas tim (McKinsey & Company, 2023). Di Indonesia,
penelitian terbaru oleh Bappenas pada tahun 2023 merekomendasikan pelatihan
intensif dalam komunikasi verbal untuk mempersiapkan tenaga kerja di era
digital (Bappenas, 2023).
Tantangan terkini dalam
penelitian komunikasi verbal memerlukan pendekatan yang melibatkan berbagai
disiplin ilmu. Usulan kerangka teoritis baru dari Global Communication Research
Network pada tahun 2023 menggabungkan perspektif neurosains, linguistik, dan
sosiologi (Global Communication Research Network, 2023). Penelitian kolaboratif
dari 15 negara yang dipimpin UNESCO pada tahun 2023 mulai memetakan variasi
komunikasi verbal dalam 50 bahasa minoritas di dunia (UNESCO, 2023).
PENUTUP
Komunikasi verbal terbukti menjadi cara
yang paling efektif untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran dalam
interaksi antar manusia. Beragam penelitian mengungkapkan bahwa berbicara
langsung memungkinkan kita menyampaikan nuansa emosional dengan lebih baik
daripada melalui media digital, meskipun keberhasilannya sangat bergantung pada
pilihan kata, latar budaya, dan konteks sosial. Tantangan zaman sekarang,
seperti dampak teknologi digital dan perbedaan antargenerasi, mendorong kita
untuk terus mengasah keterampilan komunikasi lisan yang fleksibel. Penemuan
dalam bidang neurosains dan psikolinguistik semakin menegaskan pentingnya
pengembangan kemampuan ini, terutama di era yang semakin kompleks dalam
interaksi sosial.
Untuk meningkatkan kualitas
komunikasi lisan, diperlukan pendekatan yang komprehensif dengan
mempertimbangkan aspek neurologis, budaya, dan kemajuan teknologi. Pelatihan
yang berbasis bukti, pemahaman yang melintasi generasi, dan penggunaan
teknologi pendukung seperti kecerdasan buatan dapat menjadi solusi. Masyarakat
Indonesia, khususnya, perlu lebih memperhatikan pelestarian kekayaan
tradisional dalam berbahasa sembari beradaptasi dengan perkembangan zaman. Pada
akhirnya, berinvestasi dalam peningkatan kemampuan komunikasi lisan akan
memberikan dampak positif yang besar bagi hubungan pribadi, profesional, dan
sosial secara keseluruhan.
DAFTAR
REFERENSI
Anderson, R. & Rivera, M.
(2023). The Emotional Efficacy of Verbal vs Digital Communication. Journal of Psycholinguistic Research, 52(3), 401-415.
Bappenas. (2023). Workforce
Verbal Communication Training Needs. Jurnal Pembangunan Nasional, 15(1), 1-15.
Chen, L., et al. (2022). Neural
Correlates of Verbal Emotional Processing. NeuroImage,
264, 119732.
Communication Research Institute.
(2023). Post-Pandemic Verbal Communication Shifts. Human Communication Research, 49(3),
287-305.
Dindia, K., & Canary, D. J.
(2020). Destructive Communication Patterns in Romantic Relationships. Journal of Marriage and Family, 83(4), 1021–1038.
Genetic Communication Research
Group. (2023). OXTR Gene and Verbal Empathy Capacity. PNAS, 120(15),
e2211616120.
Global Communication Research
Network. (2023). Multidisciplinary Framework for Verbal Communication Studies. Communication Theory, 33(3), 301-320.
Google AI Team. (2023). Human vs
AI Voice Discrimination Study. AI &
Society, 38(2), 721-735.
Hartanto, A., et al. (2023).
Divorce and Communication Failure in Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi, 21(2),
89–104.
Harvard Business Review. (2023).
Corporate Verbal Communication in Hybrid Era. HBR, 101(4), 56-73.
Johnson, M. D., et al. (2021).
Adaptive Communication and Relationship Satisfaction. Communication Research, 48(4),
512–530.
Kementerian Kesehatan RI. (2023).
Therapeutic Verbal Communication in Mental Health. Indonesian Journal of Health Communication, 11(2), 89-104.
Kennedy-Lightsey, C., et al.
(2015). The Role of Verbal Encoding in Emotional Transfer. Communication Monographs, 82(2),
179–198.
Lee, S., & Park, H. (2022).
Miscommunication in Interpersonal Verbal Interactions. Journal of Language and Social Psychology, 41(3), 301–318.
Martinez, P. (2023). Lexical
Choices in Emotional Verbalization. Applied
Linguistics, 44(2), 189-205.
McKinsey & Company. (2023).
Verbal Communication and Team Productivity in Asia. Asian Business Review, 28(3),
45-62.
MIT Research Lab. (2023).
AI-Assisted Verbal Communication Therapy. Journal
of Medical Internet Research, 25,
e45982.
Nguyen, T., et al. (2023).
Southeast Asian Family Verbal Adaptation Post-COVID. Journal of Cross-Cultural Psychology, 54(4), 456-473.
Park, S. & Kim, J. (2022).
Brain Responses to Verbal Intonation Variations. Cerebral Cortex, 33(8),
4921-4935.
Priyatna, A., et al. (2020).
Face-to-Face vs. Digital Communication: A Comparative Study. Indonesian Journal of Communication Studies,
8(2), 45–60.
Saputra, W. N. E., & Nugroho,
A. (2023). Verbal Communication and Emotional Disclosure in Romantic
Relationships. Jurnal Psikologi, 15(1), 12–25.
Sari, D. R., & Wijaya, R.
(2021). Conflict Triggers in Long-Distance Relationships: An Indonesian Case. Asian Journal of Social Psychology, 24(3), 78–92.
Setiawan, D. & Wijayanto, A.
(2022). Urban Youth Verbal Communication Patterns in Indonesia. Asian Journal of Communication, 33(4), 321-335.
Stanford University. (2023).
Deepfake Audio and Verbal Trust Crisis. New
Media & Society, 25(6),
1349-1367.
Taylor, G. & Yoshida, K.
(2023). Generational Differences in Verbal Emotional Expression. Communication Studies, 74(1), 1-18.
Thompson, E., et al. (2023).
Intergenerational Verbal Communication Challenges. Journal of Family Communication, 23(2), 145-160.
UNESCO. (2023). Verbal
Communication in Endangered Languages. Language
Documentation & Conservation, 17,
210-230.
Utami, P., & Setiawan, R.
(2022). Indirect Communication in Javanese Culture. Jurnal Psikologi Sosial, 10(1),
33–47.
Wilson, H., et al. (2023). Neural
Mapping of Emotional Verbal Exchange. Nature
Human Behaviour, 7(5), 623-638.
Zhang, Y., & Liang, W.
(2023). Digital Media and the Decline of Verbal Nuances. Journal of Computer-Mediated Communication, 28(1), 1–15.