MENGUNGKAPKAN EMOSI DAN MEMBANGUN EMPATI MELALUI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Kerinci
Manusia
adalah makhluk sosial yang tak bisa lepas dari interaksi. Dalam setiap
interaksi yang dilakukan, komunikasi menjadi sarana utama untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, serta perasaan. Salah satu bentuk komunikasi yang paling
fundamental adalah komunikasi antarpribadi, yakni komunikasi yang terjadi
antara dua orang atau lebih secara langsung dan bersifat personal. Dalam
komunikasi ini, dua aspek penting yang sering kali menjadi pusat perhatian
adalah emosi dan empati.
Emosi dan empati
adalah dua hal yang saling berkaitan dan sangat menentukan kualitas hubungan
antarmanusia. Mampu mengungkapkan emosi dengan baik serta membangun empati yang
kuat akan menciptakan komunikasi yang sehat, penuh pemahaman, dan saling
menghargai. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana komunikasi
antarpribadi dapat digunakan untuk mengungkapkan emosi dan membangun empati
dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi
antarpribadi adalah proses pertukaran pesan antara dua individu atau lebih yang
melibatkan interaksi langsung baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi
ini bukan hanya sekadar penyampaian informasi, tetapi juga melibatkan ekspresi
perasaan, penyesuaian sikap, dan pembentukan hubungan emosional.
Menurut DeVito
(2013), komunikasi antarpribadi memiliki dimensi kedekatan yang lebih tinggi
karena terjadi dalam konteks hubungan personal, di mana kedua pihak memiliki
perhatian terhadap isi dan makna pesan yang disampaikan serta hubungan mereka
satu sama lain.
Pentingnya Ekspresi Emosi dalam Komunikasi
Antarpribadi
Mengungkapkan
emosi dalam komunikasi antarpribadi memiliki fungsi yang sangat penting, antara
lain:
1. Meningkatkan
Keaslian dan Kejujuran dalam Hubungan
Ekspresi emosi memungkinkan seseorang untuk menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. Ketika individu mampu mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, marah, atau kecewa, ia menjadi lebih otentik dalam hubungan sosialnya. Kejujuran emosional ini memperkuat rasa saling percaya.
2. Mencegah
Penumpukan Perasaan Negatif
Komunikasi yang menahan emosi, terutama emosi negatif, dapat menyebabkan tekanan psikologis. Dengan menyalurkan perasaan secara sehat, individu terhindar dari akumulasi stres yang berujung pada ledakan emosi atau keretakan hubungan.
3. Menunjukkan
Keterbukaan dan Kerentanan yang Membangun
Ketika seseorang berani menunjukkan kelemahan atau kesedihannya kepada orang lain, ini menciptakan ruang empati dan kedekatan emosional yang lebih kuat.
4. Mempermudah
Pemahaman antar Individu
Ekspresi emosi memberikan
konteks yang lebih dalam terhadap isi pesan. Misalnya, mengatakan "aku
lelah" dengan ekspresi wajah yang murung dan nada suara yang lemah akan
lebih mudah dipahami daripada hanya menyampaikan kata-katanya saja.
Peran Empati dalam Komunikasi Antarpribadi
Empati
adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain
seolah-olah kita berada di posisinya. Dalam konteks komunikasi antarpribadi,
empati menjadi jembatan penghubung yang memungkinkan terjadinya hubungan yang
tulus dan saling mendukung.
Fungsi Empati
dalam Komunikasi:
1. Meningkatkan Kualitas Hubungan: Individu yang memiliki empati cenderung lebih dihargai dalam interaksi sosial karena mereka memberikan ruang bagi orang lain untuk merasa didengar dan dipahami.
2. Mengurangi Konflik: Ketika seseorang memahami alasan di balik perasaan atau tindakan orang lain, ia akan lebih mampu menahan diri dari sikap impulsif dan mengedepankan toleransi.
3. Mendorong Sikap Asertif dan Peduli: Empati menumbuhkan niat untuk membantu dan menyemangati orang lain, bahkan dalam kondisi sulit sekalipun.
4. Mendukung
Komunikasi yang Non-Egosi: Empati membantu individu untuk tidak mendominasi
percakapan, tetapi memberi ruang bagi sudut pandang orang lain.
Hubungan antara Emosi dan Empati
Emosi
dan empati adalah dua sisi dari koin yang sama dalam komunikasi antarpribadi.
Ketika seseorang dengan terbuka mengekspresikan emosinya, ia sedang memberi
kesempatan bagi orang lain untuk merespons dengan empati. Sebaliknya, ketika
seseorang menunjukkan empati, ia mendorong keterbukaan emosional dari pihak
lain. Contoh: Seorang mahasiswa yang sedang cemas menghadapi ujian merasa lebih
tenang ketika temannya menunjukkan empati dengan berkata, “Aku tahu kamu sudah
berusaha keras, dan itu pasti membuat kamu stres. Tapi aku yakin kamu bisa
melaluinya.”
Strategi Mengembangkan Ekspresi Emosi dan Empati
Untuk meningkatkan
kualitas komunikasi antarpribadi melalui ekspresi emosi dan empati, beberapa
strategi yang bisa diterapkan antara lain:
1. Mengenali
dan Mengelola Emosi Diri
Sebelum mampu mengekspresikan emosi kepada orang lain, individu harus mengenali apa yang sedang ia rasakan. Teknik seperti journaling, meditasi, dan introspeksi sangat membantu.
2. Gunakan
Bahasa Emosi Secara Jelas
Daripada mengatakan “Aku nggak apa-apa,” cobalah mengatakan “Aku sebenarnya sedang kecewa karena harapanku tidak terpenuhi.”
3. Dengarkan
secara Aktif
Menunjukkan empati dimulai dari mendengarkan tanpa menghakimi. Tanggapan seperti anggukan kepala, kontak mata, dan kata-kata seperti “Aku paham perasaanmu” menunjukkan bahwa kita hadir sepenuhnya.
4. Hindari
Respons Defensif
Jika seseorang menyampaikan perasaannya, jangan langsung membantah atau menyerang balik. Beri ruang bagi emosi orang lain, baru setelah itu komunikasikan perspektif kita.
5. Latih
Perspektif-Taking
Bayangkan diri Anda
berada di posisi orang lain sebelum merespons. Ini akan membentuk reaksi yang
lebih bijaksana dan empatik.
Tantangan dalam Menjalin Komunikasi Emosional dan
Empatik
1. Budaya
yang menekan ekspresi emosi
Dalam beberapa budaya atau keluarga, mengekspresikan emosi dianggap sebagai kelemahan.
2. Ketidakmampuan
Mengelola Emosi Negatif
Marah yang tak terkendali atau terlalu cemas bisa menghambat komunikasi efektif.
3. Kurangnya
Pendidikan Emosional
Banyak individu tidak
pernah diajarkan bagaimana cara sehat mengungkapkan emosi atau memahami
perasaan orang lain.
Kesimpulan
Komunikasi
antarpribadi adalah jembatan yang menghubungkan satu individu dengan individu
lain secara emosional dan psikologis. Kemampuan untuk mengekspresikan emosi dan
membangun empati merupakan inti dari komunikasi ini. Dalam dunia yang semakin
kompleks dan cepat, komunikasi yang emosional dan empatik menjadi semakin
penting untuk membangun hubungan yang sehat, damai, dan produktif. Oleh karena
itu, membiasakan diri untuk berbicara dari hati dan mendengarkan dengan penuh
perhatian adalah langkah kecil yang dapat membawa perubahan besar dalam
kehidupan sosial kita.
Daftar Pustaka
Adler, R. B., & Proctor, R. F. (2011). Looking Out, Looking In (14th ed.). Boston: Wadsworth
Cengage Learning.
Baron, R. A.,
& Byrne, D. (2005). Social Psychology
(10th ed.). Boston: Allyn & Bacon.
DeVito, J. A.
(2013). The Interpersonal Communication
Book. New York: Pearson.
Effendy, O. U.
(2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan
Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Goleman, D.
(1995). Emotional Intelligence. New York:
Bantam Books.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2008). Theories of Human Communication (9th ed.).
Belmont: Wadsworth.
Mulyana, D.
(2000). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tubbs, S. L., & Moss, S. (2000). Human Communication: Principles and
Contexts. Boston: McGraw-Hill.