Mengungkapkan Emosi dan Membangun Empati melalui Komunikasi Antarpribadi

MENGUNGKAPKAN EMOSI DAN MEMBANGUN EMPATI MELALUI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI 

Muhammad Naufal Azmi Zaki

Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa lepas dari interaksi. Dalam setiap interaksi yang dilakukan, komunikasi menjadi sarana utama untuk menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan. Salah satu bentuk komunikasi yang paling fundamental adalah komunikasi antarpribadi, yakni komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara langsung dan bersifat personal. Dalam komunikasi ini, dua aspek penting yang sering kali menjadi pusat perhatian adalah emosi dan empati.

Emosi dan empati adalah dua hal yang saling berkaitan dan sangat menentukan kualitas hubungan antarmanusia. Mampu mengungkapkan emosi dengan baik serta membangun empati yang kuat akan menciptakan komunikasi yang sehat, penuh pemahaman, dan saling menghargai. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana komunikasi antarpribadi dapat digunakan untuk mengungkapkan emosi dan membangun empati dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran pesan antara dua individu atau lebih yang melibatkan interaksi langsung baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi ini bukan hanya sekadar penyampaian informasi, tetapi juga melibatkan ekspresi perasaan, penyesuaian sikap, dan pembentukan hubungan emosional.

Menurut DeVito (2013), komunikasi antarpribadi memiliki dimensi kedekatan yang lebih tinggi karena terjadi dalam konteks hubungan personal, di mana kedua pihak memiliki perhatian terhadap isi dan makna pesan yang disampaikan serta hubungan mereka satu sama lain.

Pentingnya Ekspresi Emosi dalam Komunikasi Antarpribadi

Mengungkapkan emosi dalam komunikasi antarpribadi memiliki fungsi yang sangat penting, antara lain:

1.     Meningkatkan Keaslian dan Kejujuran dalam Hubungan

Ekspresi emosi memungkinkan seseorang untuk menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. Ketika individu mampu mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, marah, atau kecewa, ia menjadi lebih otentik dalam hubungan sosialnya. Kejujuran emosional ini memperkuat rasa saling percaya.

2.     Mencegah Penumpukan Perasaan Negatif

Komunikasi yang menahan emosi, terutama emosi negatif, dapat menyebabkan tekanan psikologis. Dengan menyalurkan perasaan secara sehat, individu terhindar dari akumulasi stres yang berujung pada ledakan emosi atau keretakan hubungan.

3.     Menunjukkan Keterbukaan dan Kerentanan yang Membangun

Ketika seseorang berani menunjukkan kelemahan atau kesedihannya kepada orang lain, ini menciptakan ruang empati dan kedekatan emosional yang lebih kuat.

4.     Mempermudah Pemahaman antar Individu

Ekspresi emosi memberikan konteks yang lebih dalam terhadap isi pesan. Misalnya, mengatakan "aku lelah" dengan ekspresi wajah yang murung dan nada suara yang lemah akan lebih mudah dipahami daripada hanya menyampaikan kata-katanya saja.

Peran Empati dalam Komunikasi Antarpribadi

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain seolah-olah kita berada di posisinya. Dalam konteks komunikasi antarpribadi, empati menjadi jembatan penghubung yang memungkinkan terjadinya hubungan yang tulus dan saling mendukung.

Fungsi Empati dalam Komunikasi:

1.     Meningkatkan Kualitas Hubungan: Individu yang memiliki empati cenderung lebih dihargai dalam interaksi sosial karena mereka memberikan ruang bagi orang lain untuk merasa didengar dan dipahami.

2.     Mengurangi Konflik: Ketika seseorang memahami alasan di balik perasaan atau tindakan orang lain, ia akan lebih mampu menahan diri dari sikap impulsif dan mengedepankan toleransi.

3.     Mendorong Sikap Asertif dan Peduli: Empati menumbuhkan niat untuk membantu dan menyemangati orang lain, bahkan dalam kondisi sulit sekalipun.

4.     Mendukung Komunikasi yang Non-Egosi: Empati membantu individu untuk tidak mendominasi percakapan, tetapi memberi ruang bagi sudut pandang orang lain.

Hubungan antara Emosi dan Empati

Emosi dan empati adalah dua sisi dari koin yang sama dalam komunikasi antarpribadi. Ketika seseorang dengan terbuka mengekspresikan emosinya, ia sedang memberi kesempatan bagi orang lain untuk merespons dengan empati. Sebaliknya, ketika seseorang menunjukkan empati, ia mendorong keterbukaan emosional dari pihak lain. Contoh: Seorang mahasiswa yang sedang cemas menghadapi ujian merasa lebih tenang ketika temannya menunjukkan empati dengan berkata, “Aku tahu kamu sudah berusaha keras, dan itu pasti membuat kamu stres. Tapi aku yakin kamu bisa melaluinya.”

Strategi Mengembangkan Ekspresi Emosi dan Empati

Untuk meningkatkan kualitas komunikasi antarpribadi melalui ekspresi emosi dan empati, beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain:

1.     Mengenali dan Mengelola Emosi Diri

Sebelum mampu mengekspresikan emosi kepada orang lain, individu harus mengenali apa yang sedang ia rasakan. Teknik seperti journaling, meditasi, dan introspeksi sangat membantu.

2.     Gunakan Bahasa Emosi Secara Jelas

Daripada mengatakan “Aku nggak apa-apa,” cobalah mengatakan “Aku sebenarnya sedang kecewa karena harapanku tidak terpenuhi.”

3.     Dengarkan secara Aktif

Menunjukkan empati dimulai dari mendengarkan tanpa menghakimi. Tanggapan seperti anggukan kepala, kontak mata, dan kata-kata seperti “Aku paham perasaanmu” menunjukkan bahwa kita hadir sepenuhnya.

4.     Hindari Respons Defensif

Jika seseorang menyampaikan perasaannya, jangan langsung membantah atau menyerang balik. Beri ruang bagi emosi orang lain, baru setelah itu komunikasikan perspektif kita.

5.     Latih Perspektif-Taking

Bayangkan diri Anda berada di posisi orang lain sebelum merespons. Ini akan membentuk reaksi yang lebih bijaksana dan empatik.

Tantangan dalam Menjalin Komunikasi Emosional dan Empatik

1.     Budaya yang menekan ekspresi emosi

Dalam beberapa budaya atau keluarga, mengekspresikan emosi dianggap sebagai kelemahan.

2.     Ketidakmampuan Mengelola Emosi Negatif

Marah yang tak terkendali atau terlalu cemas bisa menghambat komunikasi efektif.

3.     Kurangnya Pendidikan Emosional

Banyak individu tidak pernah diajarkan bagaimana cara sehat mengungkapkan emosi atau memahami perasaan orang lain.

Kesimpulan

Komunikasi antarpribadi adalah jembatan yang menghubungkan satu individu dengan individu lain secara emosional dan psikologis. Kemampuan untuk mengekspresikan emosi dan membangun empati merupakan inti dari komunikasi ini. Dalam dunia yang semakin kompleks dan cepat, komunikasi yang emosional dan empatik menjadi semakin penting untuk membangun hubungan yang sehat, damai, dan produktif. Oleh karena itu, membiasakan diri untuk berbicara dari hati dan mendengarkan dengan penuh perhatian adalah langkah kecil yang dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial kita.

Daftar Pustaka

Adler, R. B., & Proctor, R. F. (2011). Looking Out, Looking In (14th ed.). Boston: Wadsworth Cengage Learning.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Social Psychology (10th ed.). Boston: Allyn & Bacon.

DeVito, J. A. (2013). The Interpersonal Communication Book. New York: Pearson.

Effendy, O. U. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2008). Theories of Human Communication (9th ed.). Belmont: Wadsworth.

Mulyana, D. (2000). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tubbs, S. L., & Moss, S. (2000). Human Communication: Principles and Contexts. Boston: McGraw-Hill.

Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

أحدث أقدم