Tujuan Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling


TUJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Repa Lina Insani

Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Kerinci

 

Bimbingan dan konseling (BK) di Indonesia merupakan layanan yang sedang berkembang dalam dunia pendidikan. Salah satu hal yang ikut berperan dalam mengembangkan bimbingan dan konseling di Indonesia adalah perkembangan teknologi informasi (TI). Kemajuan TI memberikan kemudahan dalam berbagai hal, misalnya dapat mempermudah proses komunikasi, serta menghemat biaya jika ingin melakukan hubungan dengan orang lain yang jaraknya jauh. Karakteristik utama dari TI itu sendiri mencakup software dan hardware yang digunakan untuk memperoleh, menyebarkan, memproses ataupun menyimpan berbgai informasi yang bermanfaat dan dibutuhkan.

Adapun TI dalam bimbingan dan konseling diperlukan untuk membantu para konselor melakukan pelayanan bimbingan dan konseling agar lebih mudah dan efektif, sehingga proses pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan lebih baik. Semakin maju dan berkembangnya zaman, seluruh aspek kehidupan pun menyesuaikan dengan kemajuan tersebut agar tidak out of date atau ketinggalan dalam mengikuti perkembangan zaman. Ketika akses informasi tersebut semakin mudah, maka hal ini berdampak kepada globalisasi tersebut serta kemajuan teknologi yang semakin mutakhir dengan perkembangan, kemajuan dan kedinamisan yang sangat cepat (Yusron, 2010).

Pada umumnya, bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI) memiliki tujuan umum, yaitu membantu siswa/peserta didik memperoleh kehidupan yang bahagia serta mengembangkan potensi diri secara optimal melalui layanan bimbingan dan konseling. Pemanfaatan TI dalam bimbingan dan konseling membuka peluang untuk inovasi layanan, seperti konseling daring, aplikasi manajemen bimbingan dan konseling, serta sumber-sumber informasi daring yang relevan. Hal ini bertujuan agar layanan bimbingan dan konseling lebih mudah diakses, efisien, dan efektif dalam mendukung perkembangan peserta didik. Djumhur dan Moh. Surya (2008) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayani tidak hanya dilakukan melalui hubungan langsung, namun juga dihubungkan secara virtual, melalui internet.

Namun, secara lebih spesifik, bimbingan dan konseling memiliki tujuan sebagai berikut:

Pemanfaatan teknologi informasi (TI) mempermudah konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien kepada peserta didik. Kemudahan akses, penyimpanan, dan pengolahan data yang terstruktur melalui sistem berbasis TI menjadi alasan utama efektivitas konselor dalam menyediakan layanan yang personal dan relevan bagi setiap peserta didik. Hal ini memungkinkan konselor untuk memantau perkembangan peserta didik secara komprehensif dan memberikan intervensi yang tepat waktu.

1. Sistem ini menyediakan alat bantu yang komprehensif bagi siswa dan konselor dalam menginvestigasi minat, bakat, pilihan karir, statistik pekerjaan, dan jenjang pendidikan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan karir tertentu. Sistem ini juga membantu mengidentifikasi peluang dan kesempatan yang relevan dengan aspirasi karir siswa, serta menyediakan informasi terkini mengenai tren pasar kerja.

2. Layanan ini memfasilitasi siswa dalam mencapai kesadaran diri, melakukan eksplorasi diri secara mendalam, memecahkan masalah pribadi dan sosial, serta mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang efektif dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan.

3. Pemanfaatan perangkat multimedia yang interaktif dan menarik oleh konselor bertujuan untuk meningkatkan minat dan daya tarik siswa terhadap layanan bimbingan dan konseling. Penyajian materi layanan melalui multimedia diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih memahami pentingnya layanan ini bagi perkembangan pribadi dan sosial mereka, serta mempersiapkan mereka untuk menjalani kehidupan secara mandiri dan bertanggung jawab.

4. Sistem ini mempermudah akses siswa dalam memperoleh layanan bimbingan dan konseling serta menyediakan beragam sumber informasi yang relevan dan penting bagi pengembangan diri siswa secara holistik, mencakup aspek akademik, sosial, dan emosional.

Pencapaian tujuan-tujuan tersebut sangat bergantung pada dukungan penuh yang diberikan oleh sistem dan manajemen instansi pendidikan kepada para konselor di lapangan. Dukungan ini meliputi penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang konseling yang representatif, instrumen asesmen yang valid dan reliabel, serta akses internet yang stabil. Lebih lanjut, peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang Bimbingan dan Konseling (BK), khususnya bagi para konselor, merupakan hal yang krusial. Peningkatan ini difokuskan pada penguasaan dan pemanfaatan alat-alat berteknologi tinggi, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware), yang relevan dengan kebutuhan konseling modern, misalnya aplikasi konseling daring, platform asesmen psikologis berbasis komputer, dan perangkat analisis data. Dengan demikian, konselor dapat memberikan layanan yang lebih efektif, efisien, dan profesional kepada peserta didik.

Teknologi informasi memiliki beberapa fungsi dan peran dalam mengoptimalisasi layanan bimbingan dan konseling (Triyanto, 2010), yaitu:

1.     Publikasi: dimanfaatkan Teknologi sebagai Informasi sarana pengenalan kepada masyarakat luas dan juga sebagai pemberi informasi mengenai layanan Bimbingan dan Konseling.

2.     Pelayanan dan Bantuan: bimbingan dan konseling dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi informasi. Sehingga layanan BK dapat tetap diberikan meskipun tanpa tatap muka.

3.     Pendidikan: di dalam informasi yang diberikan melalui sarana Teknologi Informasi mengandung pedidikan unsur pendidikan.

Pelaksanaan BK konvensional masih banyak terdapat kendala yang terjadi, seperti jumlah peserta didik yang terlalu banyak sedangkan jumlah guru BK/konselor atau konselor sekolah tidak sebanding, terbatasnya waktu jam mengajar disekolah dan peserta didik untuk melakukan kegiatan konseling, rendahnya tingkat penggunaan teknologi informasi guru BK. Teknologi tentunya dapat membuat kinerja guru BK/konselor sekolah menjadi cepat, mudah, dan tertangani dalam pelayanan BK sehingga guru BK/konselor sekolah akan lebih produktif dan lebih professional.

Menurut Wardiana (Lindra, 2012) teknologi informasi bisa digunakan untuk mengolah data dan manipulasi data dan memanipulasi data. Teknologi informasi memiliki manfaat dan peranan dalam BK. Peranan teknologi informasi dalam BK sebagai media canggih yang akan mempermudah jalannya suatu pelayanan BK, sebagai cara untuk meningkatkan keterampilan dan kreatifitas guru BK/konselor sekolah dalam menyajikan layanan BK yang dinamis sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan mengganggap BK ketinggalan zaman.

 

Referensi:

Setiawan, A. (2016). Peranan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Jurnal pendidikan teknologi informasi, 1(1) 46-49

Triyono, RD, Febrina. (2018). Pentingnya Pemanfaatan teknologi informasi oleh guru bi,bingan dan konseling. Jurnal wahana konseling, 1(2)

Tjahyanti, NLPAS. (2020). Hubungan perkembangan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Ejournal.Unipas.ac.id, 7(4)

Padmi, NMD. (2020). Kecakapan mahasiswa memanfaatkan teknologi informasi dalm bimbingan dan konseling. Jurnal Bimbingan dan konseling, 2(2) 12-22

Sumarwiyah, S. Zamroni, E. (2017). Teknologi informasi (TI) dan perannya dalm bimbingan sebagai representasi berkembangnya budaya profesional konselor dalam melayani siswa.. Jurnal bimbingan dan konseling, 2(1) 2477-6300


Please Select Embedded Mode For Blogger Comments

أحدث أقدم