TUJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
Bimbingan
dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri Kerinci
Bimbingan dan konseling (BK) di Indonesia merupakan layanan
yang sedang berkembang dalam dunia pendidikan. Salah satu hal yang ikut
berperan dalam mengembangkan bimbingan dan konseling di Indonesia adalah
perkembangan teknologi informasi (TI). Kemajuan TI memberikan kemudahan dalam
berbagai hal, misalnya dapat mempermudah proses komunikasi, serta menghemat
biaya jika ingin melakukan hubungan dengan orang lain yang jaraknya jauh.
Karakteristik utama dari TI itu sendiri mencakup software dan hardware yang
digunakan untuk memperoleh, menyebarkan, memproses ataupun menyimpan berbgai
informasi yang bermanfaat dan dibutuhkan.
Adapun TI dalam bimbingan dan konseling diperlukan
untuk membantu para konselor melakukan pelayanan bimbingan dan konseling agar
lebih mudah dan efektif, sehingga proses pelayanan bimbingan dan konseling
dapat berjalan lebih baik. Semakin maju dan berkembangnya zaman, seluruh aspek
kehidupan pun menyesuaikan dengan kemajuan tersebut agar tidak out of date atau
ketinggalan dalam mengikuti perkembangan zaman. Ketika akses informasi tersebut
semakin mudah, maka hal ini berdampak kepada globalisasi tersebut serta
kemajuan teknologi yang semakin mutakhir dengan perkembangan, kemajuan dan
kedinamisan yang sangat cepat (Yusron, 2010).
Pada umumnya, bimbingan dan konseling dengan
memanfaatkan teknologi informasi (TI) memiliki tujuan umum, yaitu membantu
siswa/peserta didik memperoleh kehidupan yang bahagia serta mengembangkan
potensi diri secara optimal melalui layanan bimbingan dan konseling.
Pemanfaatan TI dalam bimbingan dan konseling membuka peluang untuk inovasi
layanan, seperti konseling daring, aplikasi manajemen bimbingan dan konseling,
serta sumber-sumber informasi daring yang relevan. Hal ini bertujuan agar
layanan bimbingan dan konseling lebih mudah diakses, efisien, dan efektif dalam
mendukung perkembangan peserta didik. Djumhur dan Moh. Surya (2008)
mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi
antara konselor dengan individu yang dilayani tidak hanya dilakukan melalui
hubungan langsung, namun juga dihubungkan secara virtual, melalui internet.
Namun, secara lebih spesifik, bimbingan dan konseling
memiliki tujuan sebagai berikut:
Pemanfaatan teknologi informasi (TI) mempermudah
konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan
efisien kepada peserta didik. Kemudahan akses, penyimpanan, dan pengolahan data
yang terstruktur melalui sistem berbasis TI menjadi alasan utama efektivitas
konselor dalam menyediakan layanan yang personal dan relevan bagi setiap
peserta didik. Hal ini memungkinkan konselor untuk memantau perkembangan
peserta didik secara komprehensif dan memberikan intervensi yang tepat waktu.
1. Sistem
ini menyediakan alat bantu yang komprehensif bagi siswa dan konselor dalam
menginvestigasi minat, bakat, pilihan karir, statistik pekerjaan, dan jenjang
pendidikan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan karir tertentu. Sistem ini
juga membantu mengidentifikasi peluang dan kesempatan yang relevan dengan
aspirasi karir siswa, serta menyediakan informasi terkini mengenai tren pasar
kerja.
2. Layanan
ini memfasilitasi siswa dalam mencapai kesadaran diri, melakukan eksplorasi
diri secara mendalam, memecahkan masalah pribadi dan sosial, serta
mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang efektif dalam menghadapi
berbagai tantangan dan permasalahan.
3. Pemanfaatan
perangkat multimedia yang interaktif dan menarik oleh konselor bertujuan untuk
meningkatkan minat dan daya tarik siswa terhadap layanan bimbingan dan
konseling. Penyajian materi layanan melalui multimedia diharapkan dapat
memotivasi siswa untuk lebih memahami pentingnya layanan ini bagi perkembangan
pribadi dan sosial mereka, serta mempersiapkan mereka untuk menjalani kehidupan
secara mandiri dan bertanggung jawab.
4. Sistem
ini mempermudah akses siswa dalam memperoleh layanan bimbingan dan konseling
serta menyediakan beragam sumber informasi yang relevan dan penting bagi
pengembangan diri siswa secara holistik, mencakup aspek akademik, sosial, dan
emosional.
Pencapaian tujuan-tujuan tersebut sangat bergantung
pada dukungan penuh yang diberikan oleh sistem dan manajemen instansi
pendidikan kepada para konselor di lapangan. Dukungan ini meliputi penyediaan
sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang konseling yang representatif,
instrumen asesmen yang valid dan reliabel, serta akses internet yang stabil.
Lebih lanjut, peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang Bimbingan
dan Konseling (BK), khususnya bagi para konselor, merupakan hal yang krusial.
Peningkatan ini difokuskan pada penguasaan dan pemanfaatan alat-alat
berteknologi tinggi, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat
keras (hardware), yang relevan dengan kebutuhan konseling modern,
misalnya aplikasi konseling daring, platform asesmen psikologis berbasis
komputer, dan perangkat analisis data. Dengan demikian, konselor dapat
memberikan layanan yang lebih efektif, efisien, dan profesional kepada peserta
didik.
Teknologi informasi memiliki beberapa fungsi dan peran
dalam mengoptimalisasi layanan bimbingan dan konseling (Triyanto, 2010), yaitu:
1. Publikasi:
dimanfaatkan Teknologi sebagai Informasi sarana pengenalan kepada masyarakat
luas dan juga sebagai pemberi informasi mengenai layanan Bimbingan dan
Konseling.
2. Pelayanan
dan Bantuan: bimbingan dan konseling dilakukan secara tidak langsung dengan
bantuan teknologi informasi. Sehingga layanan BK dapat tetap diberikan meskipun
tanpa tatap muka.
3. Pendidikan:
di dalam informasi yang diberikan melalui sarana Teknologi Informasi mengandung
pedidikan unsur pendidikan.
Pelaksanaan BK konvensional masih banyak terdapat
kendala yang terjadi, seperti jumlah peserta didik yang terlalu banyak
sedangkan jumlah guru BK/konselor atau konselor sekolah tidak sebanding,
terbatasnya waktu jam mengajar disekolah dan peserta didik untuk melakukan
kegiatan konseling, rendahnya tingkat penggunaan teknologi informasi guru BK.
Teknologi tentunya dapat membuat kinerja guru BK/konselor sekolah menjadi
cepat, mudah, dan tertangani dalam pelayanan BK sehingga guru BK/konselor
sekolah akan lebih produktif dan lebih professional.
Menurut Wardiana (Lindra, 2012) teknologi informasi
bisa digunakan untuk mengolah data dan manipulasi data dan memanipulasi data.
Teknologi informasi memiliki manfaat dan peranan dalam BK. Peranan teknologi
informasi dalam BK sebagai media canggih yang akan mempermudah jalannya suatu
pelayanan BK, sebagai cara untuk meningkatkan keterampilan dan kreatifitas guru
BK/konselor sekolah dalam menyajikan layanan BK yang dinamis sehingga peserta
didik tidak merasa jenuh dan mengganggap BK ketinggalan zaman.
Referensi:
Setiawan, A. (2016). Peranan
teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Jurnal pendidikan
teknologi informasi, 1(1) 46-49
Triyono, RD, Febrina. (2018). Pentingnya
Pemanfaatan teknologi informasi oleh guru bi,bingan dan konseling. Jurnal
wahana konseling, 1(2)
Tjahyanti, NLPAS. (2020). Hubungan
perkembangan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Ejournal.Unipas.ac.id,
7(4)
Padmi, NMD. (2020). Kecakapan
mahasiswa memanfaatkan teknologi informasi dalm bimbingan dan konseling.
Jurnal Bimbingan dan konseling, 2(2) 12-22
Sumarwiyah, S. Zamroni, E. (2017). Teknologi
informasi (TI) dan perannya dalm bimbingan sebagai representasi berkembangnya
budaya profesional konselor dalam melayani siswa.. Jurnal bimbingan dan
konseling, 2(1) 2477-6300